:p
Cekidot!
Nama: Lolita Banni Rachmadian
Student ID: 12124217
RESPON TERHADAP BUDAYA KOREA
CERITA RAKYAT KOREA
Dari seluruh kelas
Kebudayaan Korea yang telah diberikan, yang bagi saya paling menarik adalah
kelas tentang Cerita Rakyat Korea. Dalam dua kelas di hari yang sama itu,
disajikan empat cerita rakyat yang semuanya menarik dan kaya akan nilai-nilai
yang ada di masyarakat Korea sampai saat ini. Empat cerita tersebut adalah Sim Cheong Si Anak Patuh, Kacang Kedelai dan Kacang Merah, Heungbu dan Nolbu, dan Nyanyian Katak.
Dalam cerita Sim Cheong Si Anak Patuh, diceritakan
seorang gadis muda bernama Cheong yang rela mengorbankan dirinya sebagai tumbal
agar ayahnya yang buta dapat melihat kembali. Cerita rakyat
bertema pengorbanan ini ternyata juga ada di Indonesia, salah satunya adalah
kisah Asal-Usul Tradisi Kesada yang
ada di masyarakat di daerah Bromo, Jawa Timur. Dalam cerita rakyat ini
dikisahkan sepasang suami-istri bernama Joko Seger dan Roro Anteng yang diminta
mengorbankan seorang anak mereka ke kawah Gunung Bromo demi menolak bala. Sejak
saat itu, tradisi mengorbankan sesuatu yang berharga (di masa kini sudah
diganti menjadi hasil panen) ke kawah Gunung Bromo terus dilakukan tiap tahun
dan dinamakan tradisi Kesada.
Selain
kisah Kesada yang serupa dengan cerita Sim Cheong, ternyata Indonesia juga
memiliki berbagai kisah lain yang juga serupa dengan cerita-cerita rakyat
Korea. Seperti misalnya kisah Kacang
Kedelai dan Kacang Merah di Korea yang serupa dengan kisah Bawang Merah dan Bawang Putih dari Pulau
Jawa, atau kisah Hong Gil Dong si “Robin
Hood” Korea yang mirip dengan kisah Si
Pitung dari Jakarta.
Cerita
rakyat adalah salah satu sumber pendidikan norma bermasyarakat yang terpenting
terutama bagi anak-anak. Maka dari contoh-contoh di atas dimana Korea dan Indonesia
seringkali berbagi satu pesan moral dalam cerita rakyatnya, bisa dikatakan
bahwa baik Korea maupun Indonesia juga bertujuan menanamkan nilai-nilai mulia
yang sama di masyarakatnya.
_________
Dan syelesaiii~~~~
Eniwei, mata kuliah ini betulan diajarkan dalam Bahasa Indonesia (saya mau masuk kelas Bahasa Inggris aja ga boleh T^T), tapi oleh orang Korea. Profesor saya itu namanya Prof. Koh Young Hun, beliau aslinya dosen di Hankuk University jurusan Foreign Studies-Malay gitu deh. Bahasa Indonesia-nya oke kok (yaiyalah, kalo ga oke gimana jadi profesor -.-) biarpun tetep aja logatnya kocak, ga bisa ilang itu kayaknya Koreanya :p Tapi mostly dia bakal ngerti kok kita ngomong apa, saya bahkan manggil dia "Bapak"^^
ini dia bapaknya, Prof. Dr. Koh Young Hun, dan salah satu cerita rakyat Korea yang kita telaah di kelas:
Kalau kalian ada yang nantinya ikut Inha Summer School juga dan ketemu dia, salam ya dari saya, bilang aja bekas murid taun lalu ;)
Gamsahamnida~~~ing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar