Rabu, 19 Desember 2012

RESPON TERHADAP BUDAYA KOREA #TUGAS

Yak, seperti judul di atas, berikut adalah tulisan yang saya submit untuk tugas akhir mata kuliah Introduction to Korean Culture (in Bahasa) yang saya pelajari semasa Summer School di Inha University tahun ini. Kenapa di post? Niatnya sih banyak-banyakin entri blog aja....... #tabok

:p

Cekidot!




Nama: Lolita Banni Rachmadian
Student ID: 12124217
RESPON TERHADAP BUDAYA KOREA

CERITA RAKYAT KOREA
Dari seluruh kelas Kebudayaan Korea yang telah diberikan, yang bagi saya paling menarik adalah kelas tentang Cerita Rakyat Korea. Dalam dua kelas di hari yang sama itu, disajikan empat cerita rakyat yang semuanya menarik dan kaya akan nilai-nilai yang ada di masyarakat Korea sampai saat ini. Empat cerita tersebut adalah Sim Cheong Si Anak Patuh, Kacang Kedelai dan Kacang Merah, Heungbu dan Nolbu, dan Nyanyian Katak.
Dalam cerita Sim Cheong Si Anak Patuh, diceritakan seorang gadis muda bernama Cheong yang rela mengorbankan dirinya sebagai tumbal agar ayahnya yang buta dapat melihat kembali. Cerita rakyat bertema pengorbanan ini ternyata juga ada di Indonesia, salah satunya adalah kisah Asal-Usul Tradisi Kesada yang ada di masyarakat di daerah Bromo, Jawa Timur. Dalam cerita rakyat ini dikisahkan sepasang suami-istri bernama Joko Seger dan Roro Anteng yang diminta mengorbankan seorang anak mereka ke kawah Gunung Bromo demi menolak bala. Sejak saat itu, tradisi mengorbankan sesuatu yang berharga (di masa kini sudah diganti menjadi hasil panen) ke kawah Gunung Bromo terus dilakukan tiap tahun dan dinamakan tradisi Kesada.
Selain kisah Kesada yang serupa dengan cerita Sim Cheong, ternyata Indonesia juga memiliki berbagai kisah lain yang juga serupa dengan cerita-cerita rakyat Korea. Seperti misalnya kisah Kacang Kedelai dan Kacang Merah di Korea yang serupa dengan kisah Bawang Merah dan Bawang Putih dari Pulau Jawa, atau kisah Hong Gil Dong si “Robin Hood” Korea yang mirip dengan kisah Si Pitung dari Jakarta.
Cerita rakyat adalah salah satu sumber pendidikan norma bermasyarakat yang terpenting terutama bagi anak-anak. Maka dari contoh-contoh di atas dimana Korea dan Indonesia seringkali berbagi satu pesan moral dalam cerita rakyatnya, bisa dikatakan bahwa baik Korea maupun Indonesia juga bertujuan menanamkan nilai-nilai mulia yang sama di masyarakatnya. 
_________


Dan syelesaiii~~~~

Eniwei, mata kuliah ini betulan diajarkan dalam Bahasa Indonesia (saya mau masuk kelas Bahasa Inggris aja ga boleh T^T), tapi oleh orang Korea. Profesor saya itu namanya Prof. Koh Young Hun, beliau aslinya dosen di Hankuk University jurusan Foreign Studies-Malay gitu deh. Bahasa Indonesia-nya oke kok (yaiyalah, kalo ga oke gimana jadi profesor -.-) biarpun tetep aja logatnya kocak, ga bisa ilang itu kayaknya Koreanya :p Tapi mostly dia bakal ngerti kok kita ngomong apa, saya bahkan manggil dia "Bapak"^^ 

ini dia bapaknya, Prof. Dr. Koh Young Hun, dan salah satu cerita rakyat Korea yang kita telaah di kelas




Kalau kalian ada yang nantinya ikut Inha Summer School juga dan ketemu dia, salam ya dari saya, bilang aja bekas murid taun lalu ;)
Gamsahamnida~~~ing!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar