Jumat, 10 Desember 2010

KIAT-KIAT MENULIS


Posting ini dibuat khusus untuk kalian yang memang menaruh minat pada dunia menulis… dan sampai sekarang masih bingung untuk memulainya. Bukan, bukan karena saya merasa udah sangat ‘tinggi’ banget dalam hal tulis-menulis, tapi lebih karena banyak lho readers yang curhat sama saya tentang sebetulnya mereka ingin menulis tapi belum PD dan masih merasa kurang.

Well, tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai menulis, kok. Meg Cabot (penulis Princess Diaries) saja baru bisa menerbitkan karya-karyanya pada usia 30 tahun, padahal dia sudah menulis sejak masa SMA! Tapi kalau bisa, jangan sampai kalian seperti dia juga, pokoknya asal tulisan kalian sudah jadi, jangan pernah ragu buat langsung publish. :)

Baik itu memulainya di depan komputer, maupun sekedar corat-coret di jurnalmu, pokoknya semoga kalian mendapat pengalaman menulis yang menyenangkan seperti saya!


Hajimemashou/Sijakhaja! (Mari mulai!)

Oke, pertama-tama: kalau kamu ingin menulis, berarti kamu harus mempunyai sesuatu untuk ditulis, kan?

Itulah yang dinamakan ide. Lengkapnya: Ide merupakan hasil olahan kreatif dari otak kita, atas sesuatu yang kita temukan, kita rasa, kita gabungkan satu per satu, atau bahkan, sesuatu yang benar-benar kita ciptakan sendiri. Apabila kita tahu akan menulis apa, berarti kita sudah mendapatkan ide tersebut. Tetapi kalau kita bingung dengan kertas yang masih kosong di depan kita, berarti ide tersebut masih harus kita temukan.

Berikut adalah beberapa cara ‘meng-ada-kan’ ide-ide tersebut:

1)    Jadilah pendengar dan pemerhati
Kejadian yang menimpa kita maupun yang terjadi di sekitar kita—di sekolah, di rumah, di ekskul, di mal, bisa jadi sumber inspirasi cerita kita, kalau kita mau benar-benar ‘membuka mata dan telinga’. Contohnya, Ann Brashares penulis Sisterhood of The Traveling Pants (Celana Persaudaraan) mendapat ide untuk novel tersebut saat ia sedang mendengarkan temannya curhat tentang pengalaman berbagi celana panjang selama liburan, dimana celana tersebut akhirnya hilang di Pulau Borneo!

2)    Write what ‘haunts’ you a lot
Pernah kan kamu merasa penasaran setengah mati, kepikiran melulu akan sesuatu? Saya pernah. Yaitu mengenai: kenapa sih cowok selalu ‘berbeda pendapat’ ama cewek, kenapa sesuatu yang menurut cewek romantis, tapi menurut cowok tidak? Dari situlah, saya mencoba menilik lebih jauh tentang karakter oposisi cewek-cowok hingga lahirlah “Diaz & Sisy”. (by Sitta Karina, Diaz dan Sisy adalah tokoh utama novel bestseller Sitta Karina yang berjudul Lukisan Hujan dan Putri Hujan dan Ksatria Malam. Buat penggemar Sitta Karina pasti tau. ;)

3)    Elaborate things!
OK, ini adalah cara terakhir untuk memunculkan ide kalau 2 cara di atas belum berhasil. Coba deh ‘mengkhayal & mencampur-adukan’ beberapa hal menjadi 1 ide. Misalnya: dulu waktu mau bikin [THE SERIES], yang pertama saya tetapkan adalah, tokoh utamanya harus Siwon (secara dia bias saya). Kedua, saya mikir, karakter apa ya yang belum pernah dipake author lain untuk Siwon? Dan akhirnya saya memutuskan: polisi. Disini saya mikir lagi, pasangannya harus gimana ya? Sepertinya pasangan polisi-dokter bakal seru nih. Dari situ muncullah Yora dan Princess Protection Program, fanfiction [THE SERIES] pertama saya. Jadi intinya, pikirkan dan khayalkan!

Ide sudah ketemu, tapi bingung mau ngapain lagi? Berikut adalah cara step-by-step yang saya lakukan dalam menulis fiksi. Kalian bisa membandingkan cara ini dengan style kalian sendiri. Siapa tahu bisa tercipta kombinasi yang lebih baik.

Ide
Semua cerita saya dimulai dari sebuah ide. Bisa mengenai tokoh ceritanya (seperti Kyu di Nae Ireumeun Jo Kyuhyun, cleaning service yang jadi anak presiden), setting­-nya (kehidupan RS di upcoming [THE SERIES] yang judulnya dr. Shin), atau plotnya (cerita dengan tokoh Super Junior yang berhubungan satu sama lain untuk [THE SERIES]). Ketika saya mendapatkan sebuah ide, walau tidak yakin itu bagus atau tidak, saya pasti mengetiknya di notes BlackBerry saya untuk menghindari faktor lupa, notes kertas pastinya juga ga masalah kok.

Masa inkubasi (pengendapan ide)
Kadang saya tahu sebuah cerita dari awal sampai akhir, namun lebih sering terjadi adalah hanya satu-dua ide saja yang terlintas, sehingga saya hanya menulisnya lalu kembali ke pekerjaan (cerita) sebelumnya. Cara ini biasanya menyebabkan ide yang diendapkan tersebut bertambah seiring hal-hal menarik dan pemikiran baru yang saya lihat atau dengar dari TV maupun orang sekitar. Beberapa dari ide saya justru berkembang lebih baik dengan ditinggalkan dulu di pikiran.

Akumulasi ide
Ketika satu-dua ide terbentuk, insting saya mengatakan bahwa saya butuh ide ketiga untuk membuat plot cerita berjalan. Setelah itu, ide-ide lain yang akan bergabung dalam “satu akumulasi” seiring berjalan waktu akan menyempurnakan konsep cerita saya dalam  novel tersebut. Mengerti kan maksudnya? :)

Menulis
Ketika ide bagus terformulasi dan sudah tahu cerita akan dibawa ke mana, mulailah saya menulis. Saya memberi fokus khusus pada awal cerita atau part 1 karena di situlah penentu apakah pembaca tertarik untuk membaca kelanjutan cerita kita. Khusus untuk saya sendiri, saya menetapkan bahwa ff yang mau saya publish harus yang sudah betul-betul jadi terlebih dulu. Satu karena saya tidak suka membiarkan readers menunggu lama, dan dua karena saya mencegah cerita yang melenceng kemana-mana sehingga menghilangkan esensi dari cerita awal yang mau saya paparkan itu sendiri. Tapi ini buat saya, lho. :)

Membaca
Setelah cerita selesai, kini waktunya untuk membacanya. Saya menetapkan standar agar cerita yang dibaca ini harus enjoyable, seperti jenis cerita yang biasa saya nikmati.

Copyeditting
Kegiatan ini termasuk membetulkan typos, memperbaiki tata bahasa, kosa kata, salah pengejaan, serta menulis ulang kalimat-kalimat yang terdengar kurang tepat. Hal ini sangat krusial karena tentu kita pernah atau bahkan masih jadi readers juga kan? Saya sih agak kurang nyaman kalau baca tulisan yang typo dimana-mana atau kata-katanya banyak disingkat. Makanya saya juga menerapkan standar itu untuk diri saya sendiri: karya saya selain bagus juga harus enak dibaca. Jangan terpaku dengan waktu, misalnya: cuma bikin dalam 3 jam nih, maklum ya kalau typo. No no no, seperti juga idol-idol yang kita suka itu, mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk penggemar dalam kondisi apapun kan? Karena seperti yang kita juga paham, tak boleh ada excuse bagi penikmat. Penikmat tak akan mau tau apakah kita sakit ataukah karya itu kita buat dalam waktu singkat, mereka hanya tau menikmati hal yang bagus, dan kewajiban kitalah memenuhinya. :)

Jadi gimana? Siap menulis? Kami tunggu tulisan kalian disini (kirim ke admin tentunya hehe). HWAITING! :)

Credit: Sitta Karina dan saya (Lolita/@lolita309)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar